Bali (ku surga kita bersama) Tolak Reklamasi berkedok Revitalisasi




Om Swastyastu

Biarkan Baliku seperti apa adanya, mari berpikir sederhana agar kehidupan berjalan semestinya. Perubahan itu memang bagus dan diperlukan tapi mengubah proses alam itu sangat tidak bagus bagi kelestarian alam itu sendiri. Bali dikenal karena adat dan istiadat yang unik dan tidak sama dengan tempat lain. Jika di Bali akan dibuatkan sebuah pulau yang katanya akan membuat pariwisata di Bali akan membaik, menurut saya, itu adalah pembodohan masyarakat. Karena tanpa adanya reklamasi, pulau Bali sudah sangat terkenal dan pariwisata nya pun sudah baik. Jika ingin membangun pariwisata di Bali sebaiknya membangun dari segi pelaksanaan bukan dari segi fisik. Mungkin salahsatu contoh adalah penanganan sampah di pulau Dewata ini, penanganan jalan-jalan yang rusak, penanganan transportasi, penanganan kriminalitas karena Bali saat ini sudah tidak nyaman lagi karena ulah para perusak Bali.
Mari berpikir jernih
Bali yang asri, saat ini sudah sesak dengan pembangunan gedung-gedung hotel, minimart, bahkan hypermart. Sekarang muncul keinginan untuk membangun sebuah kawasan baru yang katanya akan mendongkrak ekonomi Bali.
Mari berpikir waras
Dengan adanya suatu kawasan baru, maka orang akan berdatangan kesana untuk mencari keuntungan dari sana. Siapa saja yang akan datang ? Tentu saja orang-orang di luar Bali dan tidak menutup kemungkinan saudara-saudara kita dari luar pulau akan berbondong-bondong datang ke kawasan tersebut. Tujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk, akan menjadi penyebab membludaknya kepadatan penduduk.
Semua itu hanyalan wacana yang dilandasi kepentingan meraup keuntungan material tanpa memikirkan masyarakan kelas menengah dan tanpa memikirkan bencana alam yang akan ditimbulkan.
Mari berpikir sehat
Jika pemerintah, Presiden, Menteri, DPR, DPD, Gubernur, Bupati dan aparat yang lainnya mau berpikir sehat dan berlandaskan keyakinan berke-Tuhan-an, maka mereka akan mengerti bahwa Tuhan sudah mempunyai rencana, membentuk bumi dan segala isinya sesuai dengan “sketsa” Beliau. Mereka ingin melawan kehendak Tuhan, itu sama artinya mereka merasa lebih berhak untuk mengubah dunia dan mereka sudah ingin melampaui kekuasaan Tuhan.
Mari berpikir bodoh
Penulis disini menulis apa yang ada di benak saja, tidak ada dasar ilmu pengetahuan tentang Reklamasi atau Revitalisasi, penulis tidak berpendapat seperti orang-orang cerdas di atas sana. Penulis hanya berpikir sederhana dan bahkan terkesan bodoh, karena orang-orang diatas sana sudah membodohi masyarakat yang kurang paham tentang trik dan siasat tentang Reklamasi berkedok Revitalisasi.
Mari berpikir gila
Penulis sudah sangat gila melihat para penguasa yang lebih gila daripada penulis sendiri. Mereka rakus akan kemewahan diatas penderitaan rakyat. Para wakil rakyat yang duduk diatas sofa empuk itu diharapkan dapat mewakilkan pemikiran rakyat, bukannya malah mengatur Negara sesuai kepentingan mereka pribadi. Mohon para penguasa dan wakil rakyat, JANGAN GILA.
Mari berpikir
Di akhir tulisan ini, penulis ingin mengajak saudara-saudara seperjuangan untuk berpikir, bahwa apa yang dipersiapkan oleh alam, mari kita nikmati dan jaga seperti apa adanya. Jangan mengubah apa yang sudah diciptakan alam. Jika kita menjaga alam maka alam pun akan menjaga kita. MARI BERPIKIR.
Baliku, Bali kita, adalah Surga kita bersama.

Om Santih, Santih, Santih Om